Nasional, Tegal - Sejumlah awak mobil tangki (AMT) Pertamina menggelar aksi mogok kerja Senin, 19 Juni 2017 di depan terminal BBM Jalan Abimanyu Kota Tegal. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan-rekan mereka di Plumpang, Jakarta, yang mengalami pemutusan hubungn kerja (PHK).

Baca juga: Sopir Tangki Pertamina Mogok, Polisi Bersiaga

Dalam aksi tersebut, mereka menggelar spanduk dan poster berisi tuntutan. Menurut salah seorang sopir, Adi, 45 tahun, selain sebagai bentuk solidaritas, aksi tersebut juga menuntut manajemen Pertamina untuk meningkatkan status mereka sebagai karyawan tetap. “Kami sudah sembilan tahun bekerja, tapi sampai sekarang nasib kami tidak jelas,” kata dia.

Selama ini, Adi dan sejumlah sopir lainnya hanya sebagai pekerja tidak tetap atau outsourcing di bawah PT. Pertamina Petra Niaga. Gaji yang mereka terima juga hanya selisih lebih tinggi sedikit dari UMR Kota Tegal. “Gaji pokok Rp 1,5 juta per bulan. Ada tambahan ritase kilometer sekitar Rp 1,7 juta per bulan,” katanya.

Jumlah tersebut menurut mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab kerja mereka dalam satu hari minimal 12 jam. “Paling habis buat makan,” kata Adi.

Koordinator aksi Heru Budiyanto, mengatakan dari 103 pekerja yang ada di TBBM Tegal, ada 10 orang yang ikut mogok kerja. Mereka mengancam akan terus melakukan aksi mogok kerja jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. “Tadi kami sudah audiensi ke Pihak TBBM, tapi tidak mencapai solusi, karena yang berhak untuk memutuskan dari pusat,” kata dia. Aksi rencaananya digelar hingga sepekan mendatang atau sampai 26 Juni 2017.

Kepala Terminal BBM Tegal, Muhammad, menyatakan aksi mogok tersebut tidak akan mempengaruhi distribusi BBM. Menurut dia, sopir tangki yang berasal dari TBBM Tegal hanya satu orang. “Yang dari Tegal cuma satu orang,” kata dia. Dia menjamin pasokan BBM di Jalur Pantura saat arus mudik lebaran ini aman.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ